Tasyakuran Kelulusan PKBM Lentera Nusantara dan Workshop Pendidikan Keluarga
Hari ini tanggal 3 Juli 2022 merupakan perjalanan sejarah bagi kami penyelenggara PKBM Lentera Nusantara. Dimulai dari jam 07.30 pagi para wisudawan/wisudawati sudah berkumpul untuk mengikuti prosesi wisuda. Hadir bersama wali/orang tua mereka sabar menunggu kegiatan Tasyakuran Kelulusan dan Workshop dimulai.
Tepat jam 08.30 acara di mulai dan dibuka oleh MC Shoniatul Karomah (Peserta Didik Kelas 10) dengan bacaan Basmalah. Acara berikutnya dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh ustadzah Fadlul Wafiyah. Sambutan pembuka oleh ketua PKBM Lentera Nusantara Khozinatul Asror, SE. S.Pd. dan dilanjutkan oleh Kepala Desa Ngadilangkung yang di wakili oleh Perangkat Desa Luthfiatul Fiddiyah, SE.
Gelar Tasyakuran dan Workshop dibuka secara resmi kegiatannya oleh Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Kepanjen Drs. Abdullah, M.Si. Dalam sambutannya Koordinator Wilayah menjelaskan perlunya keseriusan mengelola PKBM dan berkolaborasi dengan pemerintah desa. Dengan kolaborasi akan tercipta pemerataan pendidikan dan peningkatan kecerdasan di masyarakat.
Alhamdulillah prosesi wisuda berjalan dengan tertib dan khidmat. Diakhir prosesi wisuda diumumkan peserta didik yang berprestasi disetiap jenjang pendidikan.
Paket A diraih oleh peserta didik Faizal Rahmadani
Paket B diraih oleh Hanesta Dara Bening Rosmayda
Paket C diraih oleh Viana Sulistya Dewi.
Workshop Ketahanan Keluarga untuk Perlindungan Perempuan, Anak dan Penyandang Disabilitas
Workshop dipandu oleh Khoirul Anwar, ST. Tutor PKBM Lentera Nusantara sekaligus Ketua Yayasan Puspa Sada Setara. Workshop diawali dengan membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertulis di meta plan sebagai panduan assessment. Setiap peserta yang hadir diminta menuliskan 3 (tiga) jawaban atas pertanyaan kunci tentang perempuan, anak dan penyandang disabilitas.
Tiga pertanyaan kunci itu adalah:
1. Tuliskan peristiwa/kejadian kekerasan yang sering dialami perempuan?
2. Tuliskan peristiwa/kejadian kekerasan yang sering dialami anak?
3. Tuliskan peristiwa/kejadian tidak mengenakkan yang sering dialami penyandang Disabilitas?
Tiga pertanyaan tersebut hampir semua terjawab oleh peserta, ini menandakan bahwa informasi tentang peristiwa tersebut sering dilihat, didengar dan bahkan mungkin dirasakan.
Jawaban yang kerap muncul pada meta plan yang disebar untuk pertanyaan pertama, pemukulan, kekerasan verbal, pelecehan, menganggap istri adalah pembantu. Pertanyaan kedua jawaban yang banyak muncul adalah bully, kekerasan fisik (dipukul, dijewer, pelecehan). Pertanyaan ketiga, jawaban yang kerap muncul adalah disepelekan, dianggap aneh dan dikucilkan dari pergaulan.
Mencermati fenomena atas assesmen tersebut peserta workshop mendapat penjelasan yang tepat dan detail oleh Narasumber yang hadir. Sebagai narasumber ibu Hikmah Bafaqih selaku Founder Yayasan Koppatara dan juga Anggota DPR D Provinsi Jawa Timur sangat pas sekali menjelaskan problem dalam rumah tangga. Beliau menjelaskan dengan runut dan mudah dipahami oleh peserta yang kebanyakan emak-emak wali/orang tua wisudawan.
Workshop begitu antusias diikuti oleh peserta sehingga forum sangat dinamis. Dengan banyaknya peserta bertanya (curhat) terkait problem di lingkungan sekitar atau di dalam keluarga menambah semangat narasumber untuk berinteraksi dengan audien. Satu persatu pertanyaan peserta dijelaskan secara gamblang dengan contoh-contoh pengalaman Bu Hikmah selama pendampingan terhadap korban kekerasan di masyarakat bersama Yayasan Koppatara. Beliau juga tidak segan-segan memberikan contoh terhadap problem di keluarganya terutama soal pengasuhan anak.
Acara ditutup dengan swafoto bersama narasumber, sehingga menambah keakraban antara Bu Hikmah Bafaqih dengan peserta workshop.
Terimakasih kepada bapak/ibu Tutor, pengorbananmu sungguh luar biasa untuk kesuksesan acara Tayarakuran Kelulusan ini.
Workshop ini terselenggara atas kerjasama Yayasan Puspa Sada Setara, Yayasan Koppatara dan PKBM Lentera Nusantara.